Monday, March 14, 2016

KUMPULAN PESAN SYEKH ABDUL QADIR JAILANI

KUMPULAN PESAN SYEKH ABDUL QADIR JAILANI
KUMPULAN PESAN SYEKH ABDUL QADIR JAILANI

Salam alaikum sobat Para Pejalan, Pada kesempatan ini saya berkesempatan untuk membagikan Kumpulan Pesan Syekh Abdul Qadir Jailani. Kumpuan Pesan dan nasihat Syeikh Abdul Qadir Jailani ini saya kumpulkan dari beberapa halaman facebook, seperti Tasawuf Underground, kerabat sufi dan lain-lain.

PESAN SUCI PENGGUGAH JIWA

Pesan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai anak muda! Engkau harus mempraktikkan pengabdian yang tulus (ikhlâsh al-ʽamal) kepada Allah dalam shalatmu, puasamu, pelaksanaan hajimu, pembayaran zakatmu, dan dalam segala sesuatu yang engkau lakukan.

Engkau harus menjalankan komitmen kepada-Nya sebelum engkau sampai di hadirat-Nya. Komitmen ini memerlukan sikap pengabdian yang tulus, pengukuhan dalam tauhid, mengikuti dengan setia Sunnah Nabi Saw. dan komunitas Islam (jamâʽah), kesabaran dan sikap syukur, dan kesiapan untuk mempercayakan urusan-urusanmu kepada Tuhanmu.

Dalam hubungan dengan makhluk-makhluk, ia memerlukan sikap penolakan, dan dalam hubungan dengan-Nya, ia memerlukan sikap mencari. Terhadap semua yang selain-Nya, ia memerlukan sikap tak acuh, dan terhadap-Nya, ia memerlukan sikap pendekatan pengabdian dengan hatimu dan wujud terdalammu (sirr). Ia memerlukan perasaan keterlepasan dari segala sesuatu yang lain, dan menuntut perasaan cinta dan kerinduan kepada-Nya. Setelah itu Dia pasti akan menganugerahimu kedekatan-Nya dan anugerah-Nya yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam pikiran dan hati manusia.

Menempuh jalan ini akhirnya akan membawamu kepada Tuhanmu. Jika iblis mendatangimu dan mencoba membuatmu mengubah jalanmu, engkau harus memohon pertolongan kepada-Nya, agar Dia mengusirnya jauh-jauh darimu. Engkau harus meminta tolong kepada-Nya, seperti halnya orang-orang sebelummu meminta tolong kepada-Nya di masa mereka. Engkau harus mengerjaklan pekerjaanmu dengan baik, kemudian berbaik sangka kepada Tuhanmu.

Berbaik sangkalah kepada-Nya dan berbuatlah sebaik-baiknya untuk menaati-Nya dengan selayaknya, sebab nantinya Dia akan banyak berurusan denganmu. Banyak kebaikan ditemukan dalam sikap berbaik sangka (husnuzhzhann) kepada Allah, kepada nabi-nabi-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada orang-orang saleh di antara hamba-hamba-Nya."

PESAN SYEKH ABDUL QADIR JAILANI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirr Al-Asrar fi ma Yahtaj ilaihi al-Abrar.
"Orang yang benar (Shiddiq) menghabiskan waktunya dengan memperbanyak amal ibadah dan bersyukur kepada Allah, karena itulah satu-satunya pintu untuk mendekatkan diri (taqarrub). Mereka terus beribadah dan bersyukur kepada Allah, serta patuh atas segala perintah-Nya sebagai rasa syukur terhadap rahmat yang dikaruniakan Allah kepada mereka.

Wahai anak muda! Tidak ada kejayaan untukmu sehingga kamu mendapatkan rahmat dari Allah, dimana dengan rahmat itu kamu akan tenggelam dalam lautan kesadaran tauhid. Apabila kamu berada di lautan tauhid itu, niscaya kamu tidak akan melihat, selain Allah semata. Bagaimana Allah akan menyayangi orang-orang yang selalu gusar dan tidak ridha dengan takdir-Nya, selalu bertengkar dan berkelahi tentang ketetapan-Nya?

Cinta, rindu dan taqarrub itu tidak akan tercapai selagi orang itu tidak ridha dan tidak senang dengan takdir-Nya.

Jika kita benar-benar mencintai Allah, tentu kita tak akan merasa sakit dan sengsara ketika Dia menakdirkan kesengsaraan dan kedukaan terhadap kita. Apabila cinta dan rindu benar-benar menyelubungi diri kita, segala prasangka, keraguan, dan ketidaksetiaan akan sirna dari jiwa kita."

BAHAYA SYIRIK DALAM BATIN

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath Rabani.

Syekh Abdul Qadir Al,Jailani mengatakan: "Saudaraku, kalian belum berarti apa-apa. Islam kalian dianggap tidak sah! Kalian mengucapkan La ilaha illa Allah, namun mendustakannya, karena dalam batin kalian terdapat banyak tuhan.

Rasa takut kalian pada penguasa dan pemimpin berarti mempertuhankan mereka. Bersandar pada usaha, kekuatan, dan kekejaman, berarti telah menganggap itu sebagai tuhan. Melihat baik dan buruk, pemberian dan penolakan makhluk, berarti kalian menjadikan hal tersebut sebagai tuhan kalian.

Bagaimana kalian katakan La ilaha illa Allah, sedangkan di hatimu terdapat banyak tuhan.

Intinya, segala sesuatu selain Allah yang menjadi sandaran dan perlindungan kalian adalah berhala kalian. Tauhid tidak bermakna apa-apa jika disertai dengan syirik dalam hatimu.
Maka, tinggalkan kemusyrikan!
Bertauhidlah kepada Allah! Dialah pencipta segala sesuatu, wahai pencari sesuatu selain Allah."

BEKAL RUHANI PARA PEMBURU MAKRIFAT


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khawathir.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai kaumku! Kalian harus berusaha mencapai titik komitmen yang kokoh dalam beribadah kepada Allah. Sebab, Dia mendatangi mereka yang berdiri dengan taat di hadapan-Nya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika seorang hamba berdiri berlama-lama di hadirat Tuhannya, dan dengan penuh kepatuhan melaksanakan shalatnya, maka dosa-dosanya jatuh berguguran, persis seperti daun-daun kering yang rontok dari pepohonan pada hari ketika angin bertiup sangat kencang. Dan, ketika seorang hamba bersikap tulus dan taat kepada Tuhannya, maka dosa-dosanya berguguran dan dibersihkan dari dirinya, baik dari luar (zahir) maupun dari dalam (bathin). Kalbunya akan dipenuhi dengan cahaya, dan wujud terdalam (sirr) menjadi suci dan tenang.”

Kalian harus selalu di jalan kebenaran dalam kehidupan pribadi kalian. Kalian harus fasih dalam kehidupan sosialmu! Jika kalian menempuh jalan kebenaran di dunia, maka kalian akan berada di jalur yang benar di akhirat.

Kalian harus berterus-terang kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Kalian harus memohon kepada-Nya atas nama sesama kalian, sebab Dia akan menerima perantaraan kalian untuk memberi berkah kepada makhluk-makhluk-Nya yang hendak diberkahi-Nya. Setelah memberikan izin-Nya dan mengeluarkan perintah-Nya maka Dia akan mengabulkan permohonan kalian, sebagai hadiah kemuliaan/keajaiban (karamah) kepada kalian, untuk memberikan bukti yang kasat mata tentang kedudukan yang kalian tempati (maqam) dalam pandangan-Nya.

Kalian harus benar-benar menjaga hubungan dengan-Nya. Harus fasih dalam memberi penjelasan/pelajaran kepada makhluk-makhluk-Nya. Kalian harus menjadi guru (mu’alim) dan pendidik (mu’abbid) yang baik.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berprilaku baik di sisi-Mu dalam situasi dan kondisi apa pun, dan berprilaku baik pula bersama orang-orang yang shaleh di antara hamba-hamba-Mu.
Berikanlah kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan pula di akhirat nanti, serta jagalah kami dari siksa api neraka.”

ADAB SULUK BAGI SALIK

Nasihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Adab As-Suluk wa At-Tawassul ila Manazil Al-Muluk
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu memberi nasehat: “Barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya mengabaikan dunia. Barangsiapa menghendaki Allah, maka wajib baginya mengabaikan kehidupan akhirat. Ia harus mencampakkan kehidupan duniawinya demi Rabbnya. Selama keinginan, kesenangan, dan upaya duniawi dan di dalam hatinya seperti makan, minum, berbusana, menikah, tempat tinggal, kendaraan, jabatan, ketinggian dalam pengetahuan tentang lima pilar ibadah dan hadis dan penghafalan al-Quran dengan segala bacaan, bahasa, dan segala retorikanya.

Begitu pula keinginan akan lenyapnya kemiskinan, datangnya kekayaan, berlalunya musibah, datangnya kesenangan, hilangnya kesulitan dan datangnya kemudahan—jika keinginan semacam itu masih bersemayam di dalam benak orang, maka itu tentu bukan seorang saleh, karena dalam segala hal ini ada kenikmatan bagi diri manusia dan keselarasan dengan kehendak jasmani, kesenangan jiwa dan kecintaannya. Hal-hal ini merupakan kehidupan duniawi, yang di dalamnya orang senang kebaikan, dan dengannya orang coba mendapatkan kepuasan dan ketentraman jiwa.

Orang harus berupaya meniadakan hal-hal ini dari hatinya, dan mempersiapkan diri untuk meniadakan semua ini dan menyirnakannya dari jiwa, dan berupaya bersenang dalam peluruhan dan kemiskinan, sehingga tiada lagi di dalam hatinya kesenangan mengisap biji kurma, sehingga pematangannya dari kehidupan duniawi menjadi suci.

Jika memang telah sempurna, maka segala duka cita hatinya dan kecemasan benaknya akan sirna, dan datanglah kepadanya kesenangan, kehidupan yang baik dan keintiman dengan Allah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw: “Mengabaikan dunia memberikan kenyamanan pada hati dan tubuh”. (HR At-Tabrani)

Tetapi, selama masih ada di dalam hatinya kesenangan kepada dunia ini, maka duka cita dan ketakutan tetap bersemayam di dalam hatinya, dan kehinaan mengiringnya, begitu pula keterhijaban dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung, oleh tabir tebal yang berlipat-lipat. Semua ini tak beranjak, kecuali melalui kecintaan akan dunia ini dan pemutusan darinya.

Kemudian ia harus berzuhud mengabaikan kehidupan akhirat juga agar ia tidak terjebak menghendaki kedudukan dan derajat tinggi, pembantu-pembantu cantik, rumah-rumah, kendaraan, busana, hiasan, makanan, minuman, dan hal-hal lain sejenisnya, yang disediakan oleh Allah Ta’ala bagi hamba-hamba beriman-Nya. Maka janganlah coba mendapatkan balasan, atau sesuatu tindakan, dari Allah Azza wa Jalla di dunia ini atau di akhirat.

Jika sudah demikian halnya, maka Allah akan memberi balasan sebagai rahmat dan kemurahan-Nya. Maka Ia akan mendekatkan kepada-Nya dan melimpahkan kelembutan-Nya, dan Ia memperkenalkan diri-Nya dengan pelbagai karunia dan kebajikan, sebagaimana Ia berlaku terhadap para Nabi dan utusan-Nya, terhadap kekasih-kekasih-Nya. Maka setiap hari, dalam hidupnya, urusannya kian sempurna, dan dibawalah ia ke akhirat untuk mengecap yang tak terlihat oleh mata, yang tak terdengar oleh telinga, dan yang tak terpikirkan oleh manusia, yang sungguh tak dapat dipahami dan tak terungkapkan oleh bahasa.”

NASIHAT RUHANI UNTUK SAHABAT

Pesan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahmani
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Kunci surga adalah ucapan La ilâha illa Allâh, Muhammadur-Rasûlullâh. Sedangkan esok, kunci surga adalah kefanaan dari dirimu, orang lain, dan segala sesuatu selain Allah, dan dengan selalu menjaga batas-batas syariat.

Kedekatan kepada Allah adalah surga bagi manusia, sedangkan jauh dari Allah adalah neraka untuk mereka. Alangkah indah keadaan seorang Mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat.

Di dunia dia tidak berkeluh-kesah atas keadaaan yang dia alami, setalah dia memahami bahwa Allah meridhainya, dimana pun dia berada cukuplah bagiannya dan ridha dengan bagian itu. Kemanapun dia menghadapkan wajahnya, dia memandang dengan cahaya Allah. Setiap isyaratnya adalah kepada-Nya. Setiap kebergantungan adalah kepada-Nya. Setiap tawakalnya adalah hanya kepada-Nya.

Berhati-hatilah, jika ada seorang di antara engkau merasa bergembira berlebihan karena telah melakukan ketaatan, karena boleh jadi ada rasa takjub ketika dilihat orang lain atau berharap pujiannya. Barangsiapa di antaramu ingin menyembah Allah, hendaklah memisahkan diri dari makhluk. Sebab, perhatian makhluk pada amal-amal mereka dapat merusaknya. Nabi SAW bersabda, “Engkau mesti ber-uzlah, sebab uzlah adalah ibadah dan bentuk kesungguhan orang-orang shaleh sebelum kalian.”

Engkau mesti beriman, lalu yaqin dan fana dalam wujud Allah, bukan dalam dirimu atau orang lain. Dan, tetaplah menjaga batas-batas syariat dan meridhai Rasulullah SAW. Tidak ada karamah bagi orang yang mengatakan sesuatu selain hal ini. Karena, inilah yang terjadi dalam berbagai shuhuf dan lawh kalam Allah Azza wa Jalla.

Engkau harus selalu bersama Allah; memutuskan diri untuk selalu dengan-Nya; dan bergantung kepada-Nya. Hal demikian akan mencukupkan dirimu dengan pertolongan (ma’unah) di dunia dan akhirat. Dia akan menjagamu dalam kematian dan kehidupan, menjagamu dalam setiap keadaan. Engkau harus memisahkan yang hitam dari yang putih!”

RAHASIA KEKUATAN TAUHID

Pesan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Wahai engkau yang mengabdi dengan tulus kepada Tuhan, tanpa melakukan kemusyrikan terhadap-Nya, engkau harus mendekati pintu Tuhanmu dan mengambil posisimu di sebelah-Nya.
Engkau tidak boleh mencoba lari manakala datang nasib yang malang. Apabila engkau telah mengambil posisimu di pintu-Nya, dan malapetaka mengancam untuk menyusulmu dari belakangmu, engkau harus berpegang kuat-kuat pada pintu itu, sebab dengan demikian malapetaka itu akan terusir darimu oleh kekukuhan tauhidmu dan sifat benarmu yang menggetarkan.

Karena itu, manakala nasib malang mengancam akan menyusulmu, engkau harus mempraktikkan kesabaran dan ketabahan, sambil membaca firman-Nya: “Dan Allah mengukuhkan mereka yang beriman dengan ucapan yang kukuh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (QS Ibrâhîm (14) : 27). “Maka Allah akan memelihara kamu dari neraka. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui,” (QS Al-Baqarah (2):137).
Engkau juga harus sering-sering mengucapkan kata-kata (Nabi Saw.): “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung (lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm).”

Engkau harus sering-sering memohon ampun (istighfâr), mensucikan (tasbîh) Tuhan, dan mengingat-Nya dengan ketulusan yang jujur (shidq). Jika engkau melakukan ini semua, engkau akan aman dari tentara bencana dan bala tentara diri-diri rendah (nufûs), hawa nafsu (hawâ) dan setan.
Betapa sering aku berusaha membuatmu menyadari, tetapi tetap saja engkau tidak memahami masalahnya..“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka sungguh dia adalah orang yang terbimbing lurus (QS Al-A‛râf (7) :178)

“Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka sungguh tidak ada pemandu baginya (QS Al-A‛râf (7):186). “Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada orang yang akan dapat menyesatkannya (QS Al-Zumar (39) : 37).

Nabi kita Muhammad Saw. tetap berharap bahwa mereka yang telah tersesat bisa menerima petunjuk yang benar, dan beliau sangat menginginkan hal ini sehingga Allah mewahyukan kepada beliau: “Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah-lah yang membimbing siapa yang dikehendaki-Nya (QS Al-Qashash (28) : 56).
Ketika itulah beliau Saw. berkata: “Aku telah diutus untuk menawarkan petunjuk, tetapi (penerimaan) petunjuk itu tidak ada kaitannya denganku. Dan iblis menyediakan godaan, tetapi penyimpangan dari jalan yang benar tidak ada kaitannya dengan dia.”

Adalah keyakinan yang kuat dari orang-orang yang mengikuti kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya Saw. bahwa pedang tidaklah memotong karena sifatnya, tetapi bahwa Allah-lah yang memotong dengannya; bahwa api tidaklah membakar karena sifatnya, tetapi Allah-lah yang menggunakannya untuk membakar; bahwa makanan tidaklah menghilangkan rasa lapar dikarenakan sifatnya, tetapi Allah-lah yang menggunakannya untuk menghilangkan rasa lapar kita; bahwa air tidaklah menghilangkan rasa haus dikarenakan sifatnya, tetapi Allah-lah yang menghilangkan rasa haus kita dengannya.
Begitu pula dengan semua sarana material dalam berbagai bentuknya. Allah adalah yang mengendalikan dan menggunakannya, sementara sarana-sarana tersebut hanyalah alat di tangan-Nya, yang dengannya Dia melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya.

Ketika Ibrahim a.s., sahabat khusus Allah, dilemparkan ke dalam api besar yang berkobar-kobar, dan Tuhan tidak menghendaki dia terbakar hangus oleh panasnya, maka Dia memberlakukan kepadanya keadaan dingin dan damai. Kita tahu, dari hadis shahih yang telah sampai kepada kita, bahwa Nabi Saw. pernah mengatakan: “Pada hari kiamat nanti, neraka akan berkata: “Lewatlah, wahai orang beriman, sebab cahayamu telah memadamkan kobaran apiku!”
Seorang budak mungkin perlu dipukul dengan tongkat, tetapi anggukan kepala saja sudahlah cukup untuk mengatakan kepada seorang merdeka apa yang diminta darinya.”

Catatan Penutup :
InsyaAllah pada kesempatan berikutnya saya akan update lagi postingan ini, Kumpulan Pesan syekh Andul Qadir Jailani, Jika ada teman-teman yang ingin menambahkan saya sangat persilahkan, semoga bermanfaat terkhusus bagi diri, dan bagi saudara muslim sekalian.


EmoticonEmoticon