MAKNA ZIKIR MENURUT IBNU ATHA'ILLAH |
Alhamdulillah saya kembali berkesempatan membagikan postingan di blog para pejalan ini, kali ini adalah pengajran dari syekh Ibnu Atha'illah, Makna Zikir menurut Ibnu Atha'illah. Pesan Nasihat ibnu Atha'illah ini terdapat dalam kitab Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah. Semoga bermanfaat bagi diri pribadi dan semua saudara muslim.
MAKNA ZIKIR - Kitab Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah
Menurut Syekh Ibnu Atha'illah, setiap dzikir memiliki pengaruh tertentu. Jika kita sibuk dengan dzikir, pasti akan diberi yang lebih tinggi darinya. Dzikir yang disertai kesiapan akan bisa membuka tirai, tapi hal itu disesuaikan dengan kondisi orang yang melakukannya.Menurut Imam Ghazali, hakikat dzikir adalah berkuasanya Allah di dalam kalbu disertai kesirnaan dzikir itu sendiri. Tapi, dalam pandangannya, dzikir memiliki tiga kulit atau lapisan yang salah satunya lebih dekat kepada inti (lubb) daripada yang lainnya. Inti (lubb) tersebut berada di balik tiga kulit tadi. Kulit-kulit itu adalah sebagai jalan menuju inti (lubb). Kulit yang paling luar adalah dzikir lisan semata.
Seorang pedzikir selalu mengaplikasikan dzikir lewat gerakan lisan disertai usaha menghadirkan kalbu. Karena, kalbu perlu penyesuaian dengan lisan agar sanggup hadir dalam dzikir. Jika dibiarkan, ia akan sibuk dengan berbagai imajinasi yang melintas.
Download terjemahak Kitab rahasia yang maha Indah Karya Syekh Ibnu Atha'illah, ikuti link berikut Download Kitab rahasia yang Maha Indah.
Kondisi ini baru berakhir ketika kalbu mengikuti lisan serta cahayanya membakar syahwat dan setan. Saat itulah dzikir kalbu menguat, sementara dzikir lisan mulai melemah. Seluruh organ dan semua sisi tubuhdipenuhi cahaya, kalbu pun bersih dari hal-hal selain Tuhan, terputus dari berbagai bisikan, dan setan al-Khannas pun tak lagi tinggal di dalamnya. Dengan begitu, kalbu menjadi tempat masuknya anugerah Allah, serta cermin bagi segala manifestasi dan makrifat ilahiah. Ketika dzikir itu menyeruak masuk ke dalam kalbu dan menyebar di seluruh organ tubuh, maka semua organ itu pun berdzikir sesuai dengan kondisinya.
Al-Jurairi menuturkan, “Salah seorang sahabat kami selalu mengucap Allah, Allah. Lalu pada suatu hari, kepalanya terkena batang pohon hingga pecah dan mengucurkan darah. Dari darah itu kemudian tertulis di atas tanah lafal Allah, Allah.”
Dzikir laksana api yang bekerja secara aktif dan memberikan pengaruh. Ketika masuk ke dalam sebuah rumah, dzikir itu akan berucap, “Aku, tidak ada lagi selainku.” Itulah makna ungkapan la ilaha illa Allah. Jika di dalam rumah itu bertemu dengan kayu bakar, dzikir tersebut akan segera membakar. Jika rumah itu gelap, ia akan menjadi cahaya penerang.
Jika rumah itu memang memiliki cahaya, ia akan menjadi cahaya di atas cahaya.
Dzikir berfungsi menghilangkan endapan berlebih dalam tubuh yang diakibatkan oleh makan berlebihan dan mengkonsumsi barang haram. Saat endapan kotor itu terbakar sehingga hanya yang baiklah yang bertahan, barulah ia bisa mendengar senandung dzikir dari semua organ tubuhnya. Suara dzikir itu seperti tiupan terompet. Pertama-tama, ia jatuh di sekitar kepala sehingga kau akan mendengar suara seperti terompet.
Dzikir adalah penguasa, jika singgah di suatu tempat, ia akan singgah dengan membawa terompet itu. Sebab, dzikir menghadang apa saja selain al-Haq. Ketika menempati suatu tempat, ia akan sibuk melenyapkan segala sesuatu yang menjadi lawannya laksana air bertemu api. Lalu, akan terdengar berbagai macam suara seperti desir air, deru angin, golakan api, derap kuda, dan suara dedaunan tertiup angin.
Sebab, struktur tubuh manusia terdiri dari unsur mulia dan hina. Unsur yang hina meliputi tanah, air, api, udara, bumi dan langit, serta segala yang berada di antara keduanya. Jadi, semua suara itu berasal dari seluruh unsur asli di atas. Ketika suara itu terdengar, berarti ia sedang bertasbih dan mensucikan Allah dengan lisannya. Itulah hasil dari dzikir lisan yang optimal."
EmoticonEmoticon