Monday, May 13, 2019

MENJAWAB SOAL PERSELISIHAN DI INTERNAL ASY'ARIYAH-MATURIDIYAH

MENJAWAB SOAL PERSELISIHAN DI INTERNAL ASY'ARIYAH-MATURIDIYAH

Ada orang yang mengkritik Asy'ariyah sebab banyaknya perbedaan pendapat di manhaj akidah ini. Dua metode Asy'ariyah dalam memahami sifat khabariyah, yakni Tafwidh dan Takwil disebut tak mungkin dipersatukan dan harusnya saling menyesatkan, katanya.

Belum lagi bila ditambah dengan Maturidiyah yang juga dianggap satu paket dengan Asy'ariyah. Makin banyak daftar perbedaan yang ada antara internal Asy'ariyah dan Maturidiyah sehingga terkesan manhaj ini tidak tunggal tapi terpecah-pecah.

Begini bang, pertama harus dipahami dulu bahwa manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah (Asy'ariyah-Maturidiyah) itu bukanlah manhaj konflik yang mudah menjatuhkan vonis sesat seperti yang terjadi di manhaj anda.

Perbedaan yang ada di internal Asy'ariyah - Maturidiyah bagi kami bukan alasan yang cukup untuk saling bertengkar dan memecahkan barisan, bahkan itu menjadi pelengkap sehingga umat punya banyak pilihan pegangan.

Karena itulah, nama "Al-Jama'ah" yang disinggung oleh Nabi sebagai satu-satunya kelompok yang selamat nanti di akhirat paling pantas dipakai Asy'ariyah-Maturidiyah sebab itulah kelompok yang paling menjaga nilai-nilai ber-jama'ah.

Kedua, Asy'ariyah-Maturidiyah manhajnya hanya satu, bukan banyak seperti yang anda kira. Semuanya sepakat bahwa dalam hal akidah patokannya adalah Itsbat yang dibarengi tanzih. Inilah yang mempersatukan mereka semua hingga ada dalam satu barisan dalam melawan para muatthilah seperti Muktazilah, Jahmiyah dan semacamnya; juga dalam satu barisan melawan para mujassimah seperti Karramiyah, Hisyamiyah dan semacamnya.

Tafwidh dan takwil meskipun berbeda, keduanya merupakan aplikasi dari manhaj Itsbat yang dibarengi tanzih itu sehingga bisa dikompromikan.

Ketiga, semua perbedaan yang beragam itu berada dalam level furu' al-aqidah (cabang), bukan ushul al-aqidah (pokok). Karenanya, perbedaan ini dianggap wajar seperti halnya ribuan perbedaan dalam empat mazhab fikih yang ada meskipun keempatnya mengaku mengikuti al-Qur’an dan hadis yang sama.

Perbedaan putusan di level furu' ini tak menjadi alasan untuk menunjuk kelompok lain sebagai kelompok yang menyelisihi Allah dan Rasulullah. Sejak era sahabat, perbedaan dalam level furu' biasa terjadi seperti misalnya tentang apakah isra' mi'raj memakai jasad Nabi ataukah hanya ruhnya saja? Tentu ini soal akidah tapi tak masalah.

Keempat, harus dipahami bahwa Asy'ariyah-Maturidiyah bukanlah mazhab baru. Keduanya hanya membela manhaj ulama salaf yang sudah ada sebelumnya serta meluruskan klaim sepihak orang-orang yang mengaku seolah para imam adalah sesuai dengan mazhabnya, padahal sebenarnya tidak.

Jadi, sejatinya Asy'ariyah-Maturidiyah hanyalah sekedar metodologi penguatan dalil yang ada supaya makin kuat kehujjahannya. Kalau pun ada yang memilih jalan berbeda atau ungkapan yang berbeda dalam membela dalil yang ada, maka tak perlu ada yang perlu disesatkan sebab ujung semuanya masih sama, yakni : Itsbat yang disertai tanzih.

Semoga bermanfaat. Abdul Wahab Ahmad Wakil Sekertaris PCNU Jember


EmoticonEmoticon