Pada kesempatan ini, blog para pejalan kembali berbagi salah satu ebook terjemah Syeikh Imran Husein (Ulama pakar ilmu akhir zaman) dengan judul "Madinah Kembali Menjadi Pusat Dunia pada Zaman Akhir".
Tapi Sebelumnya, berikut kami sertakan beberapa paragraf pembuka dari ebook ini, semoga bermanfaat.
Hanya 10 tahun lagi dari sekarang yakni pada bulan Rabi al-Tsani 1443, dunia Islam akan memperingati dirgahayu 100 tahun perpindahan kekuasaan di Mekah dari Ottoman Turki kepada Sultan Arab ‘Abdul ‘Aziz Ibnu Saud. Pasukan loyalis Sultan Najd menaklukkan Mekah pada bulan Rabi al-Tsani 1343 H (30 Oktober 1924 dalam kalender Kristen Katolik Barat Paus Gregory) kemudian ‘Abdul ‘Aziz pun akhirnya memproklamirkan diri sebagai Sultan Najd dan Raja Hijaz.
Tulisan Terkait :
- Ya'Juj dan Ma'Juj pada Zaman Modern
- Surat Al-Kahfi dan Zaman Modern
- Islam dan Uang Masa Depan
- Jerusalem Dalam Al-Quran
- Khilafah, Hijaz, dan Negara-Bangsa Saudi-Wahabi
- Khidir dan Akhir Zaman
Dengan demikian, jelaslah mereka bekerja untuk al-Masih Ad-Dajjal, yakni Dajjal Al-Masih Palsu atau Anti-Kristus. Ini mungkin merupakan implikasi dari penglihatan ketika Nabi Muhammad (sallalahu ‘alayhi wa sallam) melihat Dajjal melakukan Tawaf berkeliling Ka’bah. Ada pula bukti yang meyakinkan bahwa Ottoman bekerja, secara sadar atau tidak sadar, untuk kepentingan Dajjal dengan memberikan bantuan kepada Kristen Barat. Mereka melakukannya dengan berulang kali menancapkan pisau tajam dan beracun selama sekitar 600 tahun ke dalam jantung rivalnya, yakni Kristen Timur atau Rum (Bizantium).
Ini sesuai dengan agenda Dajjal karena Kristen Barat itulah yang bersekutu dengan umat Yahudi, dan persekutuan itulah yang membawa Israel menjadi nyata. Rum tidak pernah bersekutu dengan umat Yahudi! Hasil yang dapat diprediksi adalah kebencian yang kuat terhadap Islam dan permusuhan terhadap umat Muslim oleh orang-orang di wilayah Rum yang menderita karena diperlakukan dengan sangat zalim dalam jangka waktu yang sangat lama.
Baik Negara Ottoman maupun Saudi Arabia, secara misterius dan jahat tidak menghormati ramalan Nabi yang diberkahi bahwa umat Muslim akan membuat persekutuan pada Akhir Waktu dengan Kristen Timur atau Rum. Dengan demikian, baik Ottoman maupun Saudi-Wahabi memberikan bantuan strategis kepada Dajjal.
Kekaisaran Ottoman menaklukkan dan menduduki banyak Wilayah Arab – termasuk Hijaz – dan berhasil memindahkan ibu kota Khilafah – untuk pertama kalinya – keluar dari wilayah Arab ke bekas ibu kota Kristen Bizantium yakni Konstantinopel di EuroAsia. Ottoman tidak memiliki mandat apa pun untuk memerintah di pusat jantung tanah Islam. Tetapi, sesuai dengan rencana Dajjal, mereka melakukannya selama lebih dari 400 tahun hingga Pergolakan Bangsa Arab yang dipengaruhi Eropa membongkar kekuasaan Ottoman, menghancurkan institusi Khilafah, dan mendirikan pemerintahan pro-Barat atas bangsa Arab (termasuk Hijaz).
Penghancuran Khilafah dan pemindahan kekuasaan kepada pemerintahan Arab yang pro-Barat memberikan jalan bagi keberhasilan pendirian Negara Israel di Tanah Suci yang terletak di pusat jantung wilayah Arab. Tanpa 400 tahun kekuasaan imperium Ottoman atas bangsa Arab, kemudian diikuti oleh ‘Pergolakan Bangsa Arab’ tersebut, Negara Israel Zionis tidak akan pernah bisa didirikan. Syarif al-Husain, Syarif Arab yang ditunjuk Ottoman untuk memimpin Mekah, mengklaim Khilafah berdiri kembali di tanah Arab, sebagai tanggapan terhadap pembubaran Khilafah yang dilakukan bangsa Turki, tetapi dia sudah terlambat untuk merestorasi Khilafah Arab.
Inggris menggunakan ‘Abdul ‘Aziz Ibnu Saud untuk melakukan penyerangan singkat terhadap Khilafah Arab yang berumur singkat kemudian memastikan Khilafah Islam tidak akan pernah dapat direstorasi selama Saudi-Wahabi menguasai Hijaz. dst......
Download Ebook
Silahkan download Ebook Madinah Kembali Menjadi Pusat Dunia pada Zaman Akhir karya Syeikh Imran Husein ini. Jangan lupa bagikan kepada keluarga dan kerabat terdekat, semoga kita dihindari dari fitnah dajjal aamiin.Download Ebook