Wednesday, February 13, 2019

AKAL IKAN DAN BURUNG KETIKA MEMBAHAS KETUHANAN

AKAL IKAN DAN BURUNG KETIKA MEMBAHAS KETUHANAN

Kalau dikatakan pada ikan berotak kecil itu bahwa Tuhan tak punya sirip, insang dan tak bisa berenang, maka ikan itu mungkin kaget.

Haaah... Masak tuhan gak punya itu semua?

Gue aja punya dan Gue bisa berenang. Tuhan macam apa kalau gini saja tak bisa (sambil berenang ke sana kemari)

Kalau dikatakan pada burung berotak kecil itu bahwa Tuhan tak bersayap dan tak bisa terbang, maka ia pun akan kaget. Haaah... Masak Tuhan gak bersayap dan tak bisa terbang?

Gue saja bisa kok begini (sambil terbang mengepakkan sayap ya).

Begitulah burung dan ikan, sulit sekali otak kecil mereka menerima bahwa Tuhan bukanlah jisim, sehingga tidak bisa melakukan apa yang mereka lakukan.

Bisa berenang dan terbang dikiranya kesempurnaan, padahal itu tanda kekurangan sebab itu usaha. Selain itu, keduanya adalah tanda adanya desain alias ciptaan.

Masak Tuhan masih perlu berusaha dan didesain? Orang berakal akan mengatakan tidak.

Tapi bukan hanya ikan dan burung yang keheranan.

Manusia juga banyak yang berada di level otak itu. Kalau dikatakan bahwa Tuhan tak punya kepala, tangan, kaki dan organ lainnya; tak bisa naik turun, duduk dan berdiri, maka mereka pun keheranan bukan main.

Tak masuk akal bagi mereka tuhan kok begitu. Kita saja punya kok dan kita bisa begitu, kata mereka. Inilah nalar kaum mujassimah.

Abdul Wahab Ahmad Wakil Sekertaris PCNU Jember



EmoticonEmoticon