Sunday, August 20, 2017
Kebahagiaan Penghuni Neraka di Dalam Neraka - Pasal 65 Fihi Ma Fihi
Penghuni neraka lebih bahagia di dalam Neraka daripada di Dunia ini. Sebab, di neraka mereka mengingat Allah swt, sedangkan di dunia mereka lalai dan tidak mengingat-Nya. Sungguh tidak ada yang lebih manis daripada mengingat Allah.
Keinginan mereka kembali ke dunia ini hanya untuk melakukan perbuatan yang membuat mereka bisa melihat tajalli kelembutan al-Haqq, bukan karena dunia sebagai tempat yang lebih meyenangkan daripada neraka.
Kaum munafik ditempatkan dilapis terendah neraka, karena meskipun iman merasuki mereka, kekufuran dalam diri mereka lebih kuat sehingga mereka tidak mengamalkan iman. Dan siksa bagi orang munfik ini lebih keras dan lebih berat agar mereka bisa menyadari al-Haqq.
Sedangkan orang kafir belum pernah dirasuki iman, dan kekufurannya lemah. Maka, dengan hanya siksa yang sedikit saja mereka bisa menyadari Allah. Ibarat kerudung berdebu dan karpet berdebu. Satu orang dapat dengan mudah mengibaskan kerudung berdebu itu agar bersih. Tetapi butuh empat orang mengibaskan karpet itu dengan kuat agar debu-debunya hilang.
Ketika penghuni neraka berkata " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah Allah rezekikan kepadamu...(QS. Al-A'raf: 50), bukan makanan dan minuman yang mereka inginkan, melainkan "limpahkanlah kepada kami yang telah engkau miliki dan menyinari dirimu"
Al-Quran bagaikan pengantin perempuan. Meskipun kau menanggalkan hijabnya, ia tidak akan memperlihatkan wajahnya kepadamu. Engkau terdorong menyelidikinya tapi tidak berhasil mendapatkan kebahagiaan dan ternyata menanggalkan hijabnya malah membuatmu tertipu dan terpedaya.
Ia memperlihatkan dirinya kepadamu sebagai gadis yang buruk, seolah mangatakan, "Aku bukan kecantikan itu." Ia mampu memperlihatkan bentuk wajah yang ia inginkan. Namun, jika kau tidak menggalkan hijabnya dan meminta kerelaannya untuk menyirami kebunnya, memberinya pelayanan dari jauh, dan melakukan segala yang membuatnya senang, niscaya ia akan memperlihatkan wajahnya kepadamu tanpa kau tanggalkan hijabnya.
Carilah ahlul-Haqq yang mengatakan, "Masuklah di antara pelayanku, dan masukilah surgaku (QS. Al-Fajr: 29-30)
Allah ta'ala berbicara tidak kepada setiap orang, sebagaimana raja di dunia ini tidak berbicara kepada semua penenun. Mereka mengangkat perdana menteri dan wakil yang melalui mereka orang-orang dapat menemui raja. Begitupun Allah. Dia telah memilih pelayan tertentu. Seluruh Nabi datang dengan satu alasan ini, mereka adalah jalan menuju Allah.