Tuesday, November 17, 2015

BAB 76. KEUTAMAAN ALQURAN, ILMU DAN ULAMA


mukaasyafatul qulub

BAB 76. KEUTAMAAN ALQURAN, ILMU DAN ULAMA KITAB MUKAASYAFATUL QULUB



Nabi Muhammaad bersabda. “Barang siapa yang membaca Al-Quran kemudian ia melihat bahwa seseorang telah diberikan sesuatu yang lebih utama (Selain Alquran) dari apa yang diberikan kepadanya (qiratul quran), maka ia benar-benar telag meremehkan keagungan Allah swt.

Nabi Muhammad bersabda : “Tidak ada pemberi Syafaat yang lebih utama kedudukannya dalam pandangan Alah selai Al-Quran.”

 Lihat Daftar isi Terjemahan Kitab Mukaasyafatul Qulub

Nabi saw. Bersabda : “ Sebaik-baik Anda adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan yang mengajarkannya.”
Nabi saw. Bersabda: “ sesungguhnya hati bisa berkarat sebagaimana besi.” lalu ditanyanyak kepada beliau: Ya rasulullah, apakah permbersihnya?” Beliau menjawab: “Membaca Al-quran dan mengingat kematian.”

Fudhail bin Iyadh berkata: “Pembawa (Penghafal) Alquran adalah pembawa bendera Islam. Maka seharusnya dia tidak melakukan lahwu (Permainan) bersama orang yang melakukan lahwu, tidak lengah bersamanya orang yang lemah dan tidak melakukan kesia-siaan bersama orang yang melakukan kesia-sianan. Demi untuk menjunjung tinggi hak Al-Quran.” Dia berkata: “Barangsiapa yang mebaca bagian akhir dari surat Al-Hasyr di waktu sore hari, lalu dia mati pada malam harinya, maka dia dicap dengan cap syuhada.”

Sedangkan mengenai keutamaan ilmu dan ulama, teradapat banyak hadis yang menerangkan mengenai hal itu. Nabi saw. Bersabda : “ Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik, tentu Dia memberi pemahaman ilmu agama dan mengilhaminya kecerdasan.” Nabi Muhammad saw. Bersabda: “ Ulama itu adalah pewaris para Nabi.” Adalah hal yang maklum bahwa tidak ada derajat yang lebih utama dari derajat para nabi, dan tidak ada kemuliaan, selain mewarisi derajat tersebut.

Nabi saw. Bersabda: “semulia-mulia manusia yang alim adalah apabila dirinya dibutuhkan, dia memberi manfaat. Dan ketika tidak dibutuhkan, dia tetap berjiwa besar.” Nabi saw. Bersabda:” Manusia yang paling dekat dengan derajat kenabian adalah orang yang memiliki ilmu dan berijtihad.” Adapun orang yang berilmu, mereka selalu menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dibawa oleh para rasul.” Nabi saw. Bersabda: “ Kematian sebuah kabilah (kaum), lebih ringan daripada kematian seorang alim.”

Nabi saw. Bersabda: “ Tinta ulama ditimbang pada hari kiamat dengan darah orang yang mati syahid.” Nabi Muhammad saw bersabda: “Orang yang alim tidak pernah kenyang dengan ilmu, sehingga batas terakhirnya yaitu surga.” Nabi saw. Bersabda: “Kebinasaan umatku ada dalam dua hal, yaitu meninggakan ilmu dan mengumpulkan harta.”

Nabi saw. Bersabda: “Jadilah Anda sebagai orang alim, atau orang yang mencari ilmu, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang kelima (yakni membenci) sehingga membuat Anda binasa.” Nabi saw. Bersabda: “bahaya dari ilmu adalah kesombongan.”

Di antara mutiara hikmah menyatakan barangsiapa yang mencari ilmu untuk kepemimpinan, maka dia benar-benar kehilangan petunjuk dan siasat. Allah swt berfirman: “ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya dimuka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. (QS Al-A'raf:146)

Imam Syafi'i berkata: “Barangsiapa yang belajar fiqh maka luhurlah kedudukannya. Barangsiapa belajar hadis maka kuatlah argumentasinya. Barangsiapa yang belajar hisab (ilmu berhitung), maka akan tinggi pendapatannya. Dan barangsiapa yang tidak memuliakan dirinya, maka ilmunya tidak bermanfaat.

Hasan bin Ali berkata: “Barangsiapa yang memperbanyak pergaulan dengan ulama, maka terlepaslah tali pengikat lidahnya dan merengganglah kerapatan hatinya, kegembiraan hatinya menjadi bertambah. Dan dia menjadi memiliki keuasaan terhadap apa yang diketahuinya dan mendapatkan faedah dari apa yang dipelajari.”
Nabi saw. Bersabda: “Apabila Allah swt. Menolak seorang hamba, maka dia akan melarang ilmu atas hamba itu.” dan Nabi saw bersabda: “Tidak ada kefakiran yang lebih parah daripada kebodohan.”


EmoticonEmoticon