Sunday, July 2, 2017

Pendapat Jalaludin Rumi tentang Takdir dan Ikhtiar.


Pandangan Rumi tentang Takdir dan Ikhtiar sangatlah istimewa. Sangat berbeda dengan pendapat kebanyakan ahli tasawuf yang senantiasa menyerahkan sesuatu kepada nasib dan takdir. Oleh sebab itu kebanyakan kaum sufi bermazhab jabariyah.

Bagi Rumi, sekali-kali tidak boleh menyerah dan tunduk saja kepada takdir itu. Kita hidup ialah untuk berjuang terus dan bekerja terus. Insan dilepaskan ke dunia ini dengan penuh kemerdekaan. Dia mesti berusaha sendiri mengisi kebahagiaan hidupnya dan memberi nilainya.

Jabariyah adalah laksana tidur ditengah jalan, padahal perjalanan masih sangat jauh. Tidur padahal penyamun banyak di jalan. Bagaimana seekor burung dapat terbang, kalau kedua sayapnya tak bergerak lagi? Kalau engkau betul-betul hendak hidup, hendaklah tawakal, hendaklah beramal.

"Tebarkanlah benih, bundarkanlah air, dan serahkanlah hasilnya kepada Maha Pencipta."

"Orang nyaris tenggelam dalam pusaran air, berusaha hendak melepaskan diri dari bahaya itu, tangannya diulur mencari tempat berpegang. Dan kekasih (Tuahn) tersenyum melihat hambanya tengah berusaha melepaskan diri itu.

Berjuang melepaskan diri dari suatu bahaya, baik ataupun buruk hasilnya, lebih baik daripada hanya tidur. Malaikat sendiri pun tidaklah pernah kosong dari amal. Bahkan Tuhan yang maha rahman sendiripun mengatakan tentang dirinya. " Setiap hari. Dia menghadapi soal-soal". (Kulla yaumin hua fi syaan).

Penderitaam, kesusahan,kesengsaraan, kegagalan dan kecewaan, sekali-kali tak boleh merintangi manusia dan berusaha.


Lihat Juga postingan : Kumpulan Puisi Rumi

Apakah yang anda takuti menghadapi kepedihan dan penderitaan? Bukan kepedihan dan penderitaan wasilah (jalan) buat mencapai lazzat (kepuasan batin)? Bahkan di dalam buat mencapai kepedihan itulah tersimpannya kepuasan. Dan keduanya, pedih dan puas, dicintainya di sisi Allah.
Bagaimana lautan akan tertawa gembira
Kalau hujan tidak membawa tangis.
Bagaimana seorang anak akan mendapat susu ibu,
Kalau tak dengan menangis?
Untuk menyempurnakan martabat diri, tempuhlah jalan Thariqat (Jalan Allah), pasti bertemu yang baik dan yang jahat, yang sudah dan yang sulit.

Yang memuaskan hati, yang mengecewakan. Semuanya ditempunya dengan gagah berani. Dengan menderita kepedihan, insan mencapai apa yang ditujunya.


EmoticonEmoticon